Wali Kota Pontianak Imbau Gen Z Hidupkan Budaya Melayu di Era Digital

: Pontianak Siap Jadi Tuan Rumah Festival Budaya Melayu 2026 | Foto : MC Pontianak


Oleh MC KOTA PONTIANAK, Senin, 19 Mei 2025 | 08:22 WIB - Redaktur: Untung S - 192


Pontianak, InfoPublik – Gemerlap budaya Melayu di Kota Pontianak tak hanya dipertahankan melalui ritual adat, tetapi kini juga dimodernisasi dengan sentuhan generasi muda. Menyambut Festival Budaya Melayu Pontianak 2026, Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menegaskan komitmennya menjadikan event itu sebagai momentum kebangkitan generasi muda dalam melestarikan kearifan lokal.

“Keterlibatan Gen Z dan pemanfaatan teknologi digital adalah kunci agar budaya Melayu tetap relevan,” ujarnya dalam Musyawarah Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) di Hotel Harris Pontianak, Minggu (18/5/2025).

Festival yang rencananya akan berskala nasional hingga internasional ini tidak hanya menampilkan kesenian tradisional, tetapi juga menjadi wadah inovasi anak muda.

Edi menekankan, budaya Melayu yang sarat nilai Islami—seperti kesantunan, gotong royong, dan penghormatan kepada orang tua—harus diadaptasi ke platform digital. “Gen Z bisa membuat konten kreatif di media sosial, webinar budaya, atau aplikasi edukasi yang mengajarkan filosofi Melayu. Ini cara kita menjawab tantangan zaman,” paparnya.

Pendidikan budaya sejak dini menjadi fondasi utama. Pemkot Pontianak telah mengintegrasikan muatan lokal Melayu dalam kurikulum PAUD dan TK, termasuk praktik mengenakan pakaian adat dalam acara resmi. “Dari kecil, anak-anak sudah diajari bahwa budaya Melayu adalah identitas mereka. Ini benteng agar mereka tak kehilangan jati diri di tengah globalisasi,” tambah Edi.

Partisipasi aktif Gen Z juga diwujudkan melalui pelibatan mereka dalam kepengurusan MABM. Selama ini, dominasi anggota di atas 40 tahun dinilai kurang merepresentasikan semangat kekinian. “Kami membuka ruang bagi anak muda untuk mengelola event budaya dengan pendekatan fresh, seperti menggabungkan musik tradisional dengan aransemen modern atau membuat virtual tour festival,” ucapnya.

Antusiasme generasi muda mulai terlihat. Salah satu inisiatif yang digaungkan adalah pelatihan pembuatan konten digital berbasis budaya Melayu bagi pelajar SMA. “Mereka diajarkan menulis cerita rakyat dalam bentuk thread Twitter, atau membuat video TikTok tentang makna simbol-simbol adat,” jelas Jemi Ibrahim, juru bicara Pemkot.

Di balik gegap gempita festival, tujuan utamanya tetap jelas: menjadikan Pontianak sebagai episentrum pelestarian Budaya Melayu yang harmonis dengan nilai Islam.

Edi berharap, kolaborasi antara pemerintah, Majelis Adat, dan generasi muda ini tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga menciptakan ekonomi kreatif berbasis budaya. “Kami ingin dunia tahu bahwa Melayu Pontianak hidup, dinamis, dan dipegang oleh tangan-tangan muda yang bangga akan akarnya,” tegasnya.

Dengan langkah progresif ini, Pontianak tak sekadar merayakan warisan leluhur, tetapi juga membuktikan bahwa Generasi Muda dan Gen Z adalah penerang masa depan budaya Melayu di Kalimantan Barat. (prokopim/Jemi Ibrahim)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 18:06 WIB
Pontianak Barat Terapkan Pendekatan Holistik dalam Penanganan Tuberculosis
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 18:02 WIB
Setelah Sukses di Kecamatan, Pontianak Siap Gelar MTQ Kota yang Lebih Bermakna
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 17:58 WIB
Pontianak Perkuat Fasilitas Skatepark untuk Cetak Atlet Berprestasi Nasional
  • Oleh MC KAB KUBU RAYA
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 21:40 WIB
Wabup Kubu Raya: Imunisasi Adalah Investasi Kesehatan Anak Bangsa
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 11:05 WIB
Diskominfo Pontianak Ajak Warga Olah Sampah Organik di Rumah
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 11:03 WIB
Pemuda dan Pemerintah Kolaborasi Wujudkan Ekowisata Berkelanjutan di Kalbar