Inovasi Lingkungan Pontianak Diakui Dunia, Raih Penghargaan GCOM di CRIF 2025

: Pontianak Satu-satunya Pemerintah Kota Terima Penghargaan dari GCOM | Foto : MC Pontianak


Oleh MC KOTA PONTIANAK, Rabu, 21 Mei 2025 | 20:05 WIB - Redaktur: Untung S - 236


Jakarta, InfoPublik - Dalam momen bersejarah bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia, Kota Pontianak menerima pengakuan internasional melalui penghargaan Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCOM) Compliance Badge dalam ajang Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025 yang digelar di Jakarta dan Banyumas pada 21-23 Mei 2025.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dengan bangga menerima penghargaan bergengsi ini dari United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG ASPAC), menjadikan Pontianak sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang meraih pengakuan tersebut tahun ini.

"Penilaian independen melalui sistem CDP menunjukkan komitmen nyata kami dalam aksi iklim bukan sekadar wacana," tegas Edi di sela forum, Rabu (21/5/2025).

Penghargaan ini diberikan setelah Pontianak berhasil memenuhi seluruh kriteria inti GCOM, termasuk penyusunan inventarisasi emisi gas rumah kaca, penilaian kerentanan iklim, serta penyusunan rencana aksi iklim terintegrasi. Prestasi ini merupakan buah dari berbagai inisiatif lingkungan yang telah diimplementasikan, seperti pengelolaan sampah berbasis masyarakat, optimalisasi ruang terbuka hijau, dan program adaptasi perubahan iklim berbasis komunitas.

CRIF 2025 yang mengusung tema 'Memberdayakan Kota Menuju Masa Depan Tangguh Iklim' menjadi ajang strategis bagi Pontianak untuk berbagi praktik terbaik. Edi memaparkan bagaimana pendekatan berbasis data dan teknologi telah membantu kota tersebut merancang kebijakan iklim yang tepat sasaran. "Ketahanan iklim bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak," ujarnya di hadapan ratusan peserta forum.

Salah satu highlight forum adalah kunjungan studi ke Tebet Eco-Park yang menginspirasi delegasi Pontianak untuk mengembangkan ruang publik multifungsi yang mengedepankan solusi berbasis alam. "Kami melihat potensi besar untuk mereplikasi konsep serupa di Pontianak dengan menyesuaikan karakteristik lokal," tambah Edi.

Penutupan forum di Kabupaten Banyumas semakin memperkaya wawasan delegasi Pontianak melalui studi lapangan tentang pengelolaan air berkelanjutan dan pertanian adaptif iklim. Edi menegaskan partisipasi dalam CRIF 2025 telah membuka peluang kolaborasi baru di bidang teknologi hijau, pendanaan iklim, dan pertukaran pengetahuan.

"Penghargaan ini adalah milik seluruh warga Pontianak yang telah bersama-sama mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kami akan terus memperkuat komitmen sebagai kota pelopor ketahanan iklim di Indonesia," pungkas Wali Kota yang optimis melihat masa depan lingkungan Pontianak. (prokopim/Jemi Ibrahim)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB KUBU RAYA
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 21:40 WIB
Wabup Kubu Raya: Imunisasi Adalah Investasi Kesehatan Anak Bangsa
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 21:36 WIB
RPJMD Malra Fokuskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, KLHS Jadi Landasan
  • Oleh MC KAB PULANG PISAU
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 16:06 WIB
RPJMD Bukan Sekadar Dokumen, Tapi Komitmen Nyata
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 11:05 WIB
Diskominfo Pontianak Ajak Warga Olah Sampah Organik di Rumah
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 11:03 WIB
Pemuda dan Pemerintah Kolaborasi Wujudkan Ekowisata Berkelanjutan di Kalbar