- Oleh MC KAB TAPIN
- Kamis, 19 Juni 2025 | 02:57 WIB
: Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra saat membuka Gerakan Buleleng Bersih Sampah
Oleh MC KAB BULELENG, Jumat, 23 Mei 2025 | 15:58 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 203
Buleleng, InfoPublik - Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, menyerukan aksi nyata kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih giat menjaga kebersihan lingkungan.
Hal itu sejalan dengan visi pelestarian alam dan program 100 hari kerja Pemkab Buleleng, khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan pengurangan plastik sekali pakai.
Seruan itu disampaikan langsung oleh Bupati Sutjidra saat membuka Gerakan Buleleng Bersih Sampah di kawasan Pantai Lovina, Jumat (23/5/2025).
Kegiatan itu dilaksanakan serentak di sejumlah lokasi, termasuk pantai dan pasar tradisional, dengan melibatkan berbagai pihak seperti Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI/Polri, komunitas lingkungan, hingga masyarakat umum.
Bupati Sutjidra menegaskan, bahwa masalah sampah, terutama plastik, merupakan tantangan serius yang membutuhkan solusi kolektif.
"Gerakan ini adalah titik awal untuk membangun kesadaran bahwa solusi dimulai dari lingkungan kita sendiri," ujarnya.
Bupati Sutjidra menekankan, perlunya pergeseran pola pikir dalam penanganan sampah.
Masyarakat tidak hanya diajak membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mulai memilah dan mengelolanya dari sumber. Dengan volume sampah harian Buleleng mencapai 400-450 ton, pendekatan komprehensif untuk sampah organik dan nonorganik dinilai krusial.
Sebagai bagian dari strategi berkelanjutan, Pemkab Buleleng akan menyasar generasi muda melalui program edukasi kebersihan di sekolah-sekolah, termasuk kegiatan rutin bersih-bersih setiap hari Sabtu.
"Dengan lingkungan yang bersih, masyarakat lebih sehat, dan citra Buleleng sebagai daerah peduli lingkungan akan semakin kuat," tambahnya.
Menanggapi kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala yang hampir mencapai kapasitas maksimal, Bupati Sutjidra mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
"TPA tidak hanya jadi tempat buang akhir, tapi harus menghasilkan nilai tambah, seperti produksi batako dari sampah tanpa mencemari lingkungan," katanya.
Gerakan itu diharapkan tidak sekadar seremonial, melainkan menjadi awal lahirnya budaya cinta lingkungan di kalangan masyarakat Buleleng.
Dengan kolaborasi semua pihak, bumi yang lebih baik untuk generasi mendatang bukanlah hal mustahil.(MC Kab.Buleleng/Mdy)