- Oleh MC KAB BATANG
- Selasa, 17 Juni 2025 | 19:46 WIB
: Bupati Batang M. Faiz Kurniawan (tengah), didampingi dua petani membajak sawah menggunakan tractor usai menyerahkan bantuan alat pertanian di Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang
Oleh MC KAB BATANG, Jumat, 23 Mei 2025 | 20:00 WIB - Redaktur: Untung S - 187
Batang, InfoPublik – Suara mesin traktor menggemuruh di sawah Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jumat (23/5/2025). Namun, itu bukan sekadar aktivitas membajak sawah biasa. Delapan petani dengan cekatan mengendarai traktor mereka dalam Lomba Balap Traktor yang digelar Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tunggorono Gringsing.
Event itu menjadi bagian dari tradisi tahunan masyarakat setempat sebagai bentuk tasyakuran menyambut musim tanam padi.
Menurut M. Ariesna P, Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Gringsing, lomba ini berawal dari kebiasaan para petani yang sering bercanda dan bersaing saat mengolah lahan. "Dulu, para operator traktor suka adu cepat saat membajak sawah. Akhirnya, kami wadahi dalam bentuk lomba sebagai hiburan sekaligus ungkapan syukur," jelasnya.
Tidak hanya sekadar hiburan, lomba ini juga memiliki nilai praktis. Lahan yang digunakan untuk balap langsung dibajak dan disiapkan untuk ditanami padi usai perlombaan. "Ini sekaligus membantu petani pemilik lahan. Setelah lomba, sawah sudah siap untuk ditanami," tambah Ariesna.
Meski terlihat sederhana, balap traktor ini tidak mudah. Peserta harus melewati lintasan sepanjang 300 meter dengan medan yang terkadang membuat traktor mogok. "Ada bagian sawah yang cukup dalam, jadi tantangannya nyata. Ini benar-benar menguji keterampilan operator," ujar salah satu peserta.
Hadiah yang disediakan pun bersifat simbolis, mulai dari uang pembinaan hingga beras, menegaskan bahwa nilai utama acara ini adalah kebersamaan dan kegembiraan. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan, tetapi juga mempererat hubungan sosial antar petani di tengah rutinitas mereka yang padat.
Bagi masyarakat Desa Sidorejo, balap traktor lebih dari sekadar lomba—ia adalah warisan budaya yang terus hidup, mengingatkan betapa pertanian tidak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang kebahagiaan dan rasa syukur atas berkah alam. (MC Batang, Jateng/Roza/Sri Rahayu)