- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 19:16 WIB
: Kontingen para renang Jawa Timur, Zahra Nur Azizah berhasil memecahkan rekor nasional dengan meraih emas pada 100 meter gaya bebas nomor sekaligus pada 50 meter gaya punggung putri pada Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024/ foto: Fathur InfoPublik
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 23:03 WIB - Redaktur: Untung S - 266
Solo, InfoPublik – Kontingen para-renang Jawa Timur, Zahra Nur Azizah, mencatat prestasi gemilang dengan memecahkan rekor nasional dan meraih dua medali emas pada nomor 100 meter gaya bebas dan 50 meter gaya punggung putri di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024. Selain itu, Zahra juga membawa pulang satu medali perak pada nomor 50 meter gaya kupu putri.
Keberhasilan Zahra di PEPARNAS XVII Solo merupakan hasil dari dedikasinya selama menjalani pelatihan dan pendidikan di Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI). Namun, Zahra tak berhenti di sini. Ia memiliki motivasi besar untuk terus mengembangkan kariernya sebagai atlet difabel dan bercita-cita mengikuti ajang Paralimpik.
“Motivasi saya bertahan dan berprestasi adalah ingin menjadi atlet Paralimpik di masa depan serta membanggakan kedua orangtua,” ujar Zahra dalam acara Konferensi Pers PEPARNAS XVII Solo 2024 dengan tema “Peran Atlet Disabilitas Usia Pelajar Indonesia pada PEPARNAS XVII Tahun 2024 menuju Proyeksi DBON” di Media Center PEPARNAS XVII, Surakarta, Sabtu (12/10/2024).
Zahra, yang saat ini berusia 16 tahun dan duduk di kelas 10 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9 Kota Surakarta, menunjukkan kemampuan optimal yang membuatnya berhasil memecahkan rekor nasional di cabang olahraga para renang.
Pelatih para renang, Noni Rahmawati, menjelaskan bahwa selain memiliki bakat yang luar biasa, Zahra juga konsisten dalam menjalankan latihan setiap hari, sambil tetap menjalankan kewajiban belajar di sekolah. “Setiap hari, anak-anak berlatih dua sesi. Sesi pagi dimulai pukul 05.00 WIB hingga 06.00 WIB, dan mereka tetap bersekolah dari pukul 07.00 hingga 12.00 siang. Setelah itu, mereka kembali berlatih pada sore hari mulai pukul 17.00 hingga 19.30 WIB,” ujar Noni.
Noni juga menambahkan bahwa selain latihan fisik, para atlet di SKODI mendapatkan fasilitas kesehatan dari tim medis, termasuk dokter spesialis rehabilitasi, yang menunjang optimalisasi kemampuan para atlet selama bertanding. “Dukungan luar biasa diberikan oleh Kemenpora RI dan NPC Indonesia, termasuk pendampingan dari tim medis,” jelasnya.
Ini merupakan pertama kalinya Zahra tampil di PEPARNAS, dan langsung meraih tiga medali serta memecahkan rekor nasional. Selama satu hingga dua tahun terakhir, Zahra telah dilatih secara intensif oleh Noni. Dengan usianya yang masih muda, Zahra diharapkan dapat meningkatkan prestasinya ke tingkat yang lebih tinggi, seperti Paralimpik dan multievent internasional lainnya.