- Oleh Wandi
- Senin, 11 November 2024 | 12:02 WIB
: Turut Sukseskan PON XXI Aceh-Sumut 2024, KONI Pusat Berikan Penghargaan Tinggi Kepada Patriot Olahraga yang Gugur./Foto istimewa/Humas KONI Pusat
Jakarta, InfoPublik – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 berlangsung dengan lancar, meski menghadapi berbagai tantangan. Sayangnya, sejumlah Patriot Olahraga yang memiliki peran penting dalam kesuksesan acara ini gugur sebelum dan selama pelaksanaannya. Kontribusi besar mereka dalam mendukung dan mempersiapkan PON XXI sangat diapresiasi.
Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya para Patriot Olahraga tersebut. "Jasamu akan selalu kami kenang, dan dedikasimu untuk memajukan olahraga prestasi di Tanah Air akan kami teruskan, hingga Indonesia dikenal sebagai bangsa yang gagah dan perkasa melalui prestasi olahraganya," ungkap Marciano Norman dalam siaran pers yang diterima InfoPublik pada Senin (30/9/2024).
Berikut beberapa Patriot Olahraga yang gugur:
H. Abdul Rosyad Irwan – Wakil Ketua Umum I KONI Jawa Barat meninggal dunia akibat serangan jantung saat bertugas mendukung kontingen Jawa Barat di Medan, Sumatera Utara, pada 2 September 2024.
William Ayen alias Acien – Pemilik Jericho Stable, venue berkuda Equestrian PON XXI, gugur pada 5 September 2024 setelah mengalami kecelakaan saat menunggang kuda di venue.
Danny Kosasih (Kho Pho Tay) – Ketua Umum PP. Perbasi meninggal dunia pada 5 September 2024. Beliau dikenal atas jasanya dalam memajukan basket Indonesia, termasuk kesuksesan tim basket putra dan putri di ASEAN dan SEA Games.
Herson Taha – Pelatih sepak takraw kontingen Gorontalo, wafat pada 14 September 2024 akibat penyakit ginjal kronis saat mendampingi atletnya di Aceh.
Agus Gumilar – Pengurus KONI Kabupaten Bandung sekaligus Ketua Pabersi Kabupaten Bandung, meninggal dunia pada 18 September 2024 saat melakukan monitoring evaluasi PON XXI.
Menjelang berakhirnya PON XXI, kabar duka datang dari Jawa Barat yang menjadi provinsi juara. Agus Gumilar, yang masih melakukan tinjauan atlet dayung Jawa Barat di Bendungan Keuliling, Aceh Besar, sehari sebelumnya, ditemukan meninggal dunia pada pagi hari tanggal 18 September 2024 oleh teman sekamarnya yang berusaha membangunkannya untuk salat subuh.