Awali Tahun 2019, Mentan Lepas Ekspor Sayuran

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 3 Januari 2019 | 15:37 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 591


 

Jakarta,InfoPublik - Mengawali agenda tahun 2019, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman langsung menggenjot ekspor komoditas pertanian. Kali ini Menteri Amran melepas ekspor sayuran daun dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat ke Singapura dan Brunei Darussalam.

Amran menjelaskan volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat cukup besar. Hal ini mengingat potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi.

"Dari Bandung Barat, volume ekspor sayuran setahunya mencapai 1.500 ton setahun atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Dulu kita impor, dari Australia dan Amerika, tapi sekarang ekspor. Ini luar biasa kita membalikan impor ke ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam dan Hongkong. Ini serangan balik dari Indonesia," demikian dikemukakan Amran saat meninjau budidaya sayuran dan melepas ekspor sayuran, di Lembang Bandung Jawa Barat, Kamis (3/1/2018).

Volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat sebesar 4.600 ton per tahun atau 10 sampai 12 ton per hari. Jenis sayuran daun yang diproduksi merupakan komoditas ekspor meliputi komoditas Baby Buncis, Buncis Kenya, Buncis Super, Watercress, Edamame, Zuchini, Kyuri, Red Oakleaf, dan Radichio. Jenis sayuran tersebut dapat tumbuh baik di daerah Bandung dan sekitarnya.

Sebanyak tiga perusahaan yang dilepas ekspor kali ini, yaitu PT Momenta Agrikultura Amazing Farm, CV Fortuna Agro Mandiri, PT Alamanda. Produk yang diekspor perusahaan tersebut berasal dari kebun perusahaan serta petani dan kelompok tani mitra yang tersebar di daerah Lembang, Ciwidey, Pengalengan, Cibodas, dan juga Sukabumi.

Amran menjelaskan kinerja sektor pertanian berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 hingga 2018 naik 29%, inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,57% turun menjadi 1,26% tahun 2017. Kemudian, investasi naik 110% nilainya Rp94,2 triliun bahkan kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2% atau Rp1.375 triliun.

"Ini prestasi baru sepanjang sejarah Indonesia. Ekspor kita dorong terus. Prestasi penurunan inflasi ini sulit ditemukan dalam sejarah, karena biasanya menggerakan inflasi 0,1 sampai 0,5% itu sulit. Kami sudah laporkan ke Bapak Presiden bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Oleh karena itu, Amran mengungkapkan dengan ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa Pemerintah Jokowi-JK sangat berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Artinya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri.

"Ekspor ini pun membuktikan produk pertanian Indonesia makin diakui dan diterima di luar negeri. Ke depan untuk meningkatkan produksi dan volume ekspor, kami bantu bibit dan lainnya bahkan kami rekrut petani milenial, target 1 juta petani," tegasnya.

Sebagai informasi, harga sayuran asal Indonesia di pasar ekspor ini rata-rata 3,5 dolar Singapura per kilogramnya, sehingga menjadi nilai tambah bagi petani sayuran agar makin sejahtera.Ginanjar Arief Pratama