Hilirisasi Bawang Merah Jadi Solusi Jitu Tingkatkan Kesejahteraan Petani Brebes

: Foto: Kemenkop UKM


Oleh Putri, Rabu, 20 September 2023 | 10:05 WIB - Redaktur: Untung S - 114


Jakarta, InfoPublik – Hilirisasi bawang merah dengan menciptakan produk turunan seperti bawang goreng, bawang krispy, tepung bawang merah hingga pasta menjadi salah satu solusi utama untuk mendorong kesejahteraan para petani dan usaha kecil menengah (UKM) di Brebes. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki dalam Diskusi dengan Koperasi Pemasaran Unit Desa (KPUD) Wanasari dan PT Sinergi Brebes Inovatif di Brebes, Jawa Tengah.

Melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Selasa (19/9/2023), ia mengatakan dengan hilirisasi, petani akan mendapatkan nilai tambah dan jaminan harga dari produk yang dihasilkan saat musim panen raya.

"Kalau kita tidak mengolah hasil pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim, maka kita nggak pernah bisa membangun kesejahteraan petani. Kita juga tidak pernah bisa menyetabilkan suplai pangan selama setahun penuh karena harga fluktuatif," kata Menteri Teten.

Kemenkop UKM pun mendorong Pemerintah Kabupaten Brebes untuk meningkatkan program hilirisasi produk bawang merah yang merupakan komoditas unggulan di Brebes. Program hilirisasi itu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah disepanjang tahun.

Menteri Teten juga menyatakan pentingnya menjaga pasokan dan produksi bawang merah secara nasional. Sebab selama ini bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar saat musim paceklik.

Namun sayangnya di saat musim panen raya, harga dipasaran jatuh sehingga petani tidak pernah mendapatkan keuntungan yang memadai. Ia meyakini dengan bersatu dalam wadah koperasi, para petani bawang merah akan lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan,

Selain itu juga kemudahan mendapatkan akses pasar. Di mana koperasi akan berperan sebagai offtaker sehingga hasil panen para petani bisa langsung dibeli oleh koperasi. 

Menteri Teten mengatakan itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri apabila lahan di bawah 2 hektare (ha). Hal itu harus dikonsolidasikan dalam skala usaha yang luas melalui koperasi agar skala produksi besar dan lebih efisien.

“Kita tidak boleh lagi membiarkan petani perorangan, kita bisa membangun corporate farming meski tanah sempit melalui koperasi," kata Menteri Teten.

Penjabat (Pj) Bupati Brebes Urip Sihabudin menambahkan komoditas bawang merah menjadi andalan bagi perekonomian di Kabupaten Brebes. Produk olahan bawang merah yang dihasilkan para petani dan UKM di wilayahnya sudah di ekspor ke Singapura dan Arab Saudi.

Kendala yang dihadapi oleh para petani saat ini selain akses pupuk, benih, hingga akses pasar adalah pengemasan untuk produk olahan yang masih harus dilakukan di Jawa Timur. Dia berharap ada dukungan dari pemerintah agar permasalahan packaging bisa dikerjakan sendiri oleh koperasi atau UKM di wilayahnya.

"Selain kendala di hulu juga ada di hilir, yang mana kemasan masih dari Jawa Timur, kami berharap bisa membeli alat kami sendiri dengan membuat rumah kemasan, mohon membantunya untu kelompok kami," kata Urip.

Bantuan Pembiayaan

Pada diskusi itu juga dilakukan penyerahan dukungan pembiayaan secara simbolis dari LPDB-KUMKM yang merupakan Badan Layanan Umum (BLU) KemenKopUKM kepada KPUD Wanasari sebesar Rp1,08 miliar.

Pembiayaan itu diberikan sebagai wujud nyata dukungan KemenKopUKM melalui LPDB-KUMKM terhadap pengembangan koperasi yang fokus pada upaya hiliriasasi bawang merah tersebut.

"LPDB juga bisa menyiapkan pendanaan untuk modal kerja dan untuk investasi, kita bisa indirect loan kepada PT Sinergi Brebes Inovatif melalui koperasi di Wanasari ini," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo.

Ketua KPUD Wanasari Jauhari mengapresiasi dukungan dalam upaya optimalisasi hasil produk pertanian bawang merah dari KemenkopUKM dan LPDB-KUMKM serta Bank Indonesia.

Saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk menciptakan produk turunan bawang merah dalam bentuk tepung. Menurutnya, dari hasil uji coba produksi tepung bawang merah yang telah dilakukan ternyata peminat dari luar negeri terutama Uni Eropa sangat besar.

Namun sayangnya KPUD Wanasari bersama PT Sinergi Brebes Inovatif terkendala oleh peralatan yang digunakan untuk memproduksi tepung bawang merah.

"Kami butuh bantuan dari pemerintah terutama untuk kebijakan yang mendukung kami seperti kebijakan pupuk murah, kebijakan pemasaran. Tapi kami juga butuh mesin untuk pembuat tepung bawang sebab Uni Eropa apa-apa sekarang membutuhkan dalam bentuk tepung," kata Jauhari.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 19:51 WIB
Hilirisasi Produk Kakao Jadi Sumber Ekonomi Baru