Menkop UKM Pastikan tak Ada Kebijakan Batasi Jam Operasional Warung Rakyat

: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki/Foto: Tangkapan Layar Youtube KemenkopUKM


Oleh Putri, Selasa, 30 April 2024 | 22:41 WIB - Redaktur: Untung S - 193


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, memastikan bahwa tidak ada rencana, arahan, ataupun kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) yang membatasi jam beroperasi warung ataupun toko kelontong milik rakyat.

Kemenkop UKM telah telah meninjau Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

Menteri Teten pada Selasa (30/4/2024) mengatakan melalui Perda tersebut tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam.

“Pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, departement store, serta supermarket dengan batasan jam operasional tertentu,” kata Menteri Teten.

Lanjutnya, ia mengapresiasi warung-warung kelontong yang selama ini banyak membantu masyarakat karena produk yang dijual adalah produk lokal, lengkap, dan jam operasionalnya fleksibel.

Menteri Teten juga menegaskan pihaknya akan mengevaluasi kebijakan daerah yang kontraproduktif dengan kepentingan UMKM. Termasuk evaluasi program dan anggaran pemerintah daerah untuk mendukung UMKM.

KemenKopUKM justru mendorong dan mendukung agar pemerintah daerah melakukan pengaturan jam operasional dan lokasi usaha bagi pasar ritel modern di daerahnya masing-masing. Menurut Menteri Teten, akan tercipta iklim usaha yang lebih baik dan sehat bagi pelaku UMKM.

Sejalan dengan PP Nomor 7 Tahun 2021, KemenKopUKM juga terus berkomitmen melindungi warung rakyat dan UMKM dari ekspansi ritel modern dengan mendorong implementasi dari kebijakan afirmasi 40 persen belanja pemerintah untuk UMKM.

Kemudian 30 persen ruang berjualan pada infratruktur publik untuk UMKM, dengan harga sewanya (sekurang-kurangnya) 30 persen lebih murah dari harga pasar yang berlaku.

“KemenKopUKM juga mengajak pasar ritel modern menjadi bagian dari ekosistem penguatan UMKM di sekitarnya melalui kemitraan strategis untuk menyerap produk lokal dan memberi ruang khusus bagi UMKM,” kata Menteri Teten.

Hal tersebut, menurut Menteri Teten sejalan dengan program KemenKopUKM untuk memberdayakan UMKM di tanah air, salah satunya melalui SMESCO Indonesia yang telah bekerja sama dengan berbagai pihak membuka seluas-luasnya akses promosi dan penjualan bagi produk UMKM.

Pemberdayaan UMKM juga dilakukan oleh KemenKopUKM dengan memberikan berbagai kemudahan, mulai dari kemudahan dalam akses pembiayaan melalui KUR Klaster, hingga kemudahan perizinan dan sertifikasi bagi UMKM.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 06:09 WIB
Pemerintah Matangkan Persiapan Peparnas ke-XVII Sumut
  • Oleh Putri
  • Kamis, 16 Mei 2024 | 21:28 WIB
KRIS Jamin Pelayanan Pasien tak Dibeda-bedakan
  • Oleh Putri
  • Kamis, 16 Mei 2024 | 09:18 WIB
BPS Catat Nilai Ekspor April 2020 Capai US$19,62