RS Muhammadiyah Gresik Sukses Selenggarakan Geladi Kecelakaan Air di Pelabuhan

:


Oleh MC PP Muhammadiyah, Jumat, 15 Januari 2016 | 10:07 WIB - Redaktur: Kusnadi - 767


Gresik, InfoPublik – Komite Kesehatan Bencana RS Muhammadiyah Gresik, Selasa (12/1) di Pelabuhan Gresik menyelenggarakan Geladi Lapangan Kecelakaan Air yang melibatkan Syahbandar Pelabuhan Gresik, relawan Muhammadiyah Gresik, Polisi Air Pelabuhan Gresik, Polres Gresik, Kantor Kesehatan Pelabuhan Gresik, dan BPBD Kabupaten Gresik.

Kegiatan yang merupakan rangkaian akhir program Hospital Preapredness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) di Gresik ini melibatkan tidak kurang dari 150 personil dengan 2 kapal, 5 perahu karet, 2 ambulan.

“Ini tantangan terbesar kami, menyelenggarakan geladi di pelabuhan dengan skenario mendekati kenyataan yang menuntut banyak pihak yang harus terlibat,” kata dr Zuhdiyah Nihayati, dari RS Muhammadiyah Lamongan yang menjadi direktur geladi.

Menurut dokter Zuhdiyah, tantangan memimpin sistem pengendali geladi dengan melibatkan berbagai unsur yang memiliki prosedur masing – masing itu sangat besar.

“Belum lagi ketika koordinasi dan komunikasi lintas sektoral yang sempat macet, alhamdulillah teman–teman fasilitator RS Muhammadiyah Lamongan yang menjadi pengendali, manajemen program dan juga teman – teman di RS Muhammadiyah Gresik mampu menyelesaikan dengan baik,” lanjutnya.

Ungkapan senada juga disampaikan oleh dr Tyas Frimabona yang menjadi Area Manajer program HPCRED di Gresik.

“Kami hanya punya waktu lima hari untuk menyiapkan geladi ini, belum lagi menyatukan SOP yang baru kami susun dengan SOP yang berlaku di pelabuhan. Alhamdulillah semua pihak menerima dan memudahkan segala usaha sehingga geladi bisa berjalan,” lanjut dr Tyas.

“Kami atasi dengan 4 C, Coordination, Communication, Comand and Controling,” timpal dr Zuhdiyah menyitir prinsip-prinsip pengendali dalam menerapkan strategi mereka mengatasi tantangan ini.

Sementara itu, menurut Fauziah Mona Atalina sebagai Administrator Officer program HPCRED yang bertugas memastikan sumberdaya pendukung geladi hingga memastikan hadirnya tamu dari berbagai lembaga di tingkat nasional, sempat mengkhawatirkan kondisi beberapa personil yang daya tahan tubuhnya menurun karena kesibukan mempersiapkan geladi.

“Ketika ada satu orang saja yang sudah memperlihatkan tanda-tanda akan sakit, semua orang langsung berusaha memberikan perhatian dan usaha agar segera sehat kembali,” lanjut salah satu pengurus lembaga kesehatan DPP IMM ini.

 Tujuan Geladi Tercapai

 Berdasarkan tujuan penyelenggaraan geladi, menurut dr Zuhdiyah, geladi ini telah mampu memenuhi tujuan program yaitu untuk menguji dokumen disusun oleh RS Muhammadiyah Gresik, baik pada bagian penanganan bencana eksternal dari Rencana Penanggulangan Bencana RS, maupun panduan Komite Kesehatan Bencana yang menjadi output program HPCRED yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

“Para evaluatorpun bisa memberikan evaluasi maksimal, terkait pencapaian tim RS maupun masukan untuk perbaikannya,” terang dr Zuhdiyah.

“Kami sangat lega penyelenggaraan geladi ini dianggap layak dan berhasil. Masukan dari para evaluator sangat berguna bagi langkah kami kedepan memastikan RS kami menjadi RS Siaga Bencana,” tambah dr Tyas.

Hadir sebagai evaluator pada geladi ini pengarah teknis program HPCRED yaitu dr Indro Murwoko dari Kemenkes, dr Ali Haedar SpEM dari FK Univ Brawijaya dan Arif Nur Kholis dari MDMC. Selain itu hadir pula sebagai evaluator Prof Aryono D. Pusponegoro Sp. B (K)-BD dari AGD 118, dr Arifin dari PPKK Kemenkes, Naibul Umam dari Divisi TD & RR MDMC dan Fathul Faruq dari SAR Muhammadiyah.

dr Corona Rintawan sebagai Program Manajer HPCRED berharap agar semua pihak di RS bisa meneruskan serta mengembangkan program-program kesiapsiagaan di rumah sakit dengan bekerjasama dengan masyarakat sekitar dan sektor lain yang ada di Gresik.

Dokter yang sempat bertugas pada Tim Kesehatan Indonesia untuk Gempa Bumi Nepal ini berharap geladi ini juga sebagai awal untuk membuka kesadaran bahwa kerjasama antara lembaga dalam penanggulangan bencana menjadi sangat penting.

“Geladi ini bisa menjadi gambaran koordinasi antar pihak sehingga terlihat dibagian mana saja harus ditingkatkan,” lanjut dokter yang menjadi pengurus MDMC PP Muhammadiyah sejak tahun 2011 ini.

Program HPCRED yang berlangsung ketat selama setahun ini merupakan upaya bersama antara MDMC, Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Australia ini sangat terbantu dengan pelaksana program di area yang tidak saja berpengalaman dalam pelatihan, namun juga dalam penanganan bencana yang sebenarnya.

dr Zuhdiyah Nihayati yang juga pengurus MDMC PP Muhammadiyah, pernah menjadi tim MDMC untuk Badai Haiyan di Filipina tahun 2013.

Sementara, dr Tyas Frimabona pernah menjadi tim MDMC yang berhasil memberikan pelayanan kesehatan pada warga di pulau palue yang merupakan pulau terpencil di NTT, yang di tengahnya ada Gunung Rokatenda yang mengalami erupsi di tahun 2013. (Mc Muhammadiyah/Kus)