HUT ke-41, Universitas Dinamika Surabaya Lahirkan Guru Besar Pertama di Bidang Teknologi Pembelajaran

: Dosen sekaligus Wakil Rektor III Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya), Bambang Hariadi, telah dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran, Selasa (30/04/2024). Foto: dok.humasundika


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 3 Mei 2024 | 04:06 WIB - Redaktur: Juli - 130


Surabaya, InfoPublik – Dosen sekaligus Wakil Rektor III Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya), Bambang Hariadi telah dikukuhkan menjadi Guru Besar, Kamis (2/5/2024).

Ia berhasil meraih gelar profesor dalam bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran.

Acara Pengukuhan Guru Besar ini bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-41 Universitas Dinamika. Acara ini telah diselenggarakan pada pukul 09.00 hingga 11.00 di Ruang Laksda Mardiono, lantai 1 gedung Universitas Dinamika.

Acara ini dihadiri oleh para tamu-tamu undangan, seperti perwakilan dari LLDIKTI Wilayah VII, Ketua Pembina Yayasan Putra Bhakti Sentosa (yayasan yang menaungi Universitas Dinamika) beserta pengurus lainnya, keluarga dan kerabat dari Bambang Hariadi, struktural non-dosen, dosen, dan masih banyak lagi.

Acara dibuka oleh Budi Jatmiko, Rektor Universitas Dinamika, yang membuka Rapat Terbuka Senat Universitas Dinamika terkait Pengukuhan Guru Besar, dan dilanjutkan oleh pembacaan salinan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang kenaikan jabatan akademik dosen oleh Pantjawati Sudarmaningtyas, Wakil Rektor I Universitas Dinamika.

Setelah pembacaan keputusan Menteri, acara pun dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan guru besar yang dipimpin oleh Rektor Universitas Dinamika sekaligus pengalungan gordon ke Bambang Hariadi, yang menjadi penanda bahwa Bambang resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran Fakultas Desain dan Industri Kreatif (FDIK) Universitas Dinamika.

Lorensia Jen Putriana Ndoily, selaku Ketua Pelaksana Acara, menjelaskan bahwa selain pengukuhan, Bambang juga menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul ‘Pembelajaran yang Menyenangkan pada Setiap Generasi’. 

Dalam orasi ilmiahnya, Bambang menyampaikan bahwa terdapat perbedaan pembelajaran antara generasi lampau dengan generasi saat ini. Sumber media pembelajaran generasi lampau dengan generasi sekarang sangat berbeda.

"Dahulu, saat mati lampu, generasi lampau masih bisa belajar dengan menggunakan lampu petromak. Hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh generasi sekarang, karena mengingat media pembelajaran saat ini mayoritas menggunakan sumber daya listrik,” ujar Bambang.

Bambang melanjutkan bahwa dengan melihat perbedaan-perbedaan tersebut, tenaga pendidik harus bisa memahami perbedaan gaya belajar pada tiap generasi. “Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, kita sebagai pendidik harus tetap beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk memberikan gaya pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Maka dari itu, kita perlu Smart Learning,” sambung Bambang.

Menurut Bambang, Smart Learning adalah pembelajaran yang bisa mewadahi tiap karakteristik belajar anak-anak. Ia bercerita bahwa pada 2017, bersama teman-teman peneliti telah menghasilkan Learning Management System (LMS) bernama MoLearn untuk siswa SMA.

“Melalui MoLearn yang bisa diakses melalui web dan android, para siswa bisa mempelajari bahan-bahan ajar dan bisa melakukan ujian dari MoLearn,” kata Bambang.

Selain MoLearn, ia juga telah menciptakan LMS ‘Brilian’ untuk mahasiswa pada tahun 2014 yang dikembangkan bersama teman-teman peneliti di Universitas Dinamika.

Di dalam ‘Brilian’, mahasiswa bisa mengakses materi, pengumuman, daftar kehadiran, cek plagiarisme, dan online learning dalam satu tempat. Hingga pada 2023, ‘Brilian’ dikembangkan menjadi Undika Futuristic Learning (UFL). “Melalui UFL, kita menerapkan pembelajaran blended dan hybrid learning, yang memudahkan mahasiswa untuk tetap mengikuti kelas di mana saja dan kapan saja,” ucap Bambang.

Dalam penutupnya, Bambang mengatakan bahwa pembelajaran yang nyaman adalah ketika para dosen maupun pendidik bisa menyiapkan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik, gaya belajar, dan perkembangan zaman. “Diharapkan ketiga hal ini bisa menciptakan pembelajaran yang nyaman dan berujung pada peningkatan hasil belajar,” pungkas Bambang. (MC Jatim)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 13:59 WIB
Jelang Pemberangkatan, Pemkot Mojokerto Imbau Calon Jemaah Haji Jaga Kesehatan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 13:09 WIB
Kasal: Prajurit Harus Mampu Bernavigasi pada Kondisi Penuh Tantangan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 13:02 WIB
Disnakertrans Selenggarakan Pembinaan dan Sosialisasi Unit Layanan Disabilitas
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 10:32 WIB
Jelang KTT WWF 2024 Bali, Unsur Satgasla Gelar Doa Bersama di KRI RJW-992
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 10:30 WIB
Lantik 155 PPK, Eri Cahyadi Minta Jaga Netralitas selama Bertugas
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 10:28 WIB
Badan Siber Negara Amankan Sistem Keamanan Informasi Pemkab Ponorogo
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 10:26 WIB
Isye Adhy Karyono Ikuti Puncak Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke- 52 Solo