Kemendikbud: 1.5 Juta Lulusan SMK Tahun ini Masuki Dunia Kerja

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 1 Maret 2018 | 12:10 WIB - Redaktur: Juli - 547


Jakarta, InfoPublik - Bila berbicara tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berarti juga berbicara tentang ketenagakerjaan, di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) SMK untuk mempersiapkan peserta didik memasuki di dunia kerja, namun demikian juga tidak bisa memaksakan memasuki dunia kerja tanpa sertifikasi.

Dengan adanya Inpres nomor 9 tentang Revitalisasi SMK, banyaknya jurusan-jurusan di SMK dianggap kurang sesuai dengan dunia kerja dan industri, karena dari jumlah 4,9 juta siswa SMK di seluruh Indonesia, yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2017/2018 hanya sebanyak 1.5 juta siswa.

"Jadi dunia usaha dan dunia industri kita tahun 2018 ada tambahan angkatan kerja dari SMK sebesar 1.5 juta belum lulusan yang lain," tegas Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud M. Bakrun saat memberikan sambutan Pembahasan Program Peningkatan Mutu Siswa SMK bersama Mitra Dunia Usaha/Industri di Century Park Hotel Jakarta, Rabu, (28/2) malam.

Bakrun menyebutkan dari 1.2 juta siswa itu di bidang keahlian bidang bisnis manajemen tidak semuanya sama karena manajemen itu ada akuntansi, pemasaran, perkantoran. "Jadi kalau berbicara pemasaran semua bapak yang hadir di sini pasti memerlukan tenaga pemasaran," katanya.

Dengan demikian kata dia, adanya Revitaslisasi ini Kemendikbud telah bergerak untuk merevisi beberapa kompetensi keahlian di dunia kerja dan dunia industri. "Misalnya saja kita bicara In co house maka jurusan yang kita buka saat ini di bidang pemasaran yaitu bisnis daring jadi tahun ini kita sudah mulai. Dengan Revitalisasi ini kita sudah berubah, bidang animasi sudah ada, logistik sudah ada desain visual sudah ada energi terbarukan itu juga sudah ada. Jadi kita mencoba menyesuaikan kebutuhan di dunia industri dan dunia kerja itu seperti apa. Nah ini adalah beberapa hal dalam pengembangan mengantisipasi dari kebutuhan-kebutuhan dunia usaha maupun dunia industri," katanya.

Kemendikbud kata Bakrun, saat ini membuat kurikulum yang fleksibel, dalam hal ini, apa sebenarnya yang diperlukan dunia usaha dan dunia industri, kompetensi-kompetensi apa yang dibutuhkan, sinkronisasi kurikulum antara kurikulum yang ada di Kemendikbud dengan kurikulum atau kompetensi yang diperlukan oleh industri.

Bakrun menambahkan, proses semua ini agar siswa berkompeten dan bagaimana menciptakan lulusan SMK yang kemudian diterima di dunia kerja dan dunia industri atau dia bekerja untuk dirinya sendiri atau wira usaha.

"Nah untuk membentuk siswa berkompeten dan lainnya, maka kita mengadakan LKS di mana LKS ini salah satu media untuk mempromosikan bahwa anak kita mempunyai kompetensi yang seperti itu, maka harapan kami dengan anak-anak yang sudah mempromosikan kompetensinya itu nanti bisa diterima bapak-ibu pengusaha yang hadir di sini," pungkas M. Bakrun