Banjir di Bandung Mulai Surut, 10.344 Jiwa Masih Mengungsi

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 15 Maret 2016 | 14:06 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 877


Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan secara umum genangan air sudah berangsur-angsur surut. Hal ini terlihat pada telah lancarnya akses jalan utama Buah Batu ke Bojongsoang oleh kendaraan besar maupun kecil.

"Namun, mengingat daerah terdampak merupakan daerah cekungan air sehingga masih terdapat sebaran air di beberapa desa yang berada di cekungan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (15/3).

Menurut Sutopo, data jumlah pengungsi pada Selasa (15/3) pukul 07.00 WIB di Kabupaten Bandung sebanyak 2.840 KK atau sebanyak 10.344 jiwa yang terdiri dari 701 balita, 489 lansia, 38 ibu hamil (Bumil), dan 290 ibu menyusui.

Para pengungsi tersebar di 28 titik pengungsian antara lain di GOR Baleendah sebanyak 74 KK atau 241 jiwa terdiri dari 20 balita, 15 lansia, 2 bumil. Para pengungsi berasal dari Cieunteung RW 20 dan 28 Kelurahan Baleendah.

Di POM Cikarees sebanyak 375 KK atau sebanyak 1,672 jiwa, yang terdiri dari 142 balita, 185 lansia, 100 Ibu menyusui. Asal pengungsi dari RT 01 – 05 RW 21 Kelurahan Baleendah.

Di Masjid Nurul Iman sebanyak 98 KK, 220 jiwa. Asal pengungsi dari RW 21 Baleendah.

Di Waskita sebanyak 155 KK atau sebanyak 616 jiwa. Asal pengungsi dari RW 21 Baleendah.

Di Warakawuri sebanyak 87 KK atau sebanyak 330 jiwa, terdiri dari 35 balita, 2 lansia, 5 bumil, 30 ibu menyusui. Asal pengungsi dari Mulyasari dan Mekarsari.

Di Masjid Unilon sebanyak 123 KK atau 511 jiwa, yang terdiri dari 44 balita, 17 lansia, 6 bumil, 20 ibu menyusui. Asal pengungsi dari Babakan Tanjung RW 10 Kelurahan Baleendah.

Di SKB sebanyak 27 KK atau 317 jiwa, terdiiri dari 16 balita, 15 lansia, 1 bumil, 9 ibu menyusui.

Di Masjid BI ada 35 KK atau sebanyak 110 jiwa, terdiri dari 13 balita, 15 lansia, 5 bumil. Asal pengungsi dari RW 19 Baleendah.

Di Gedung Inkanas/shelter BPBD ada 63 KK atau sebanyak 228 jiwa, terdiri dari 21 balita,10 lansia, 4 ibu menyusui. Asal pengungsi dari RW 07, 09 Kelurahan Andir.

Di Masjid Alfajar Pasawahan ada 55 KK atau sejumlah 350 jiwa, terdiri dari 25 balita, 19 lansia. Asal pengungsi dari RW 02 Kelurahan Pasawahan.

Di SMP Bina Negara ada 120 KK sebanyak 490 jiwa, terdiri dari 35 balita, 40 lansia, 10 ibu hamil. Asal pengungsi dari RW 01, 02,05,06,13 Kelurahan Andir.

Di Parunghalang Shelter ada 50 KK atau 250 jiwa, terdiri dari 29 balita, 6 lansia, 6 ibu menyusui. Asal pengungsi dari RW 01 dan 02 Kelurahan Andir.

Di Masjid As-Shofia Dayeuhkolot ada 98 KK atau 348 jiwa, terdiri dari 30 balita,14 lansia, 2 ibu menyusui. Asal pengungsi dari Kelurahan Andir, Desa Dayeuhkolot.

Di PLN ada 250 KK atau 1.326 jiwa. Asal pengungsi dari RT 01 - 07 RW 14 Desa Citeureup.

Di Kantor Koramil Dayeuhkolot ada 24 KK atau 85 jiwa.

Di Griya Bandung Asri/Gudang Tanggo ada 430 KK atau 1382 jiwa, terdiri dari 24 balita, 8 lansia, 1 ibu hamil. Asal pengungsi dari RW 10 Bojong Soang.

Di Masjid Al-Amanah ada 13 KK atau 20 jiwa, terdiri dari 7 balita, 15 lansia. Asal pengungsi dari RW 03 Kelurahan Pasawahan.

Di SD Pasawahan 8 ada 11 KK. Asal pengungsi dari RW 03 Kelurahan Pasawahan.

Di Madrasah Nurul Had ada 39 KK. Asal pengungsi dari RW 09 Desa Bojongsoang.

Di Kantor RW 01 ada 4 KK atau 15 jiwa terdiri dari 3 balita, 4 lansia. Asal pengungsi dari RW 01 Kelurahan Pasawahan.

Di Kantor RW 06 ada 6 KK atau 25 jiwa terdiri dari 5 balita, 4 lansia. Asal pengungsi dari RW 06 Kelurahan Pasawahan.

Menumpang di rumah saudara ada 7 KK, atau 15 jiwa terdiri dari 7 balita, 4 lansia. Asal pengungsi dari RW 11 Kelurahan Pasawahan.

Di Matahari Resident ada 650 KK atau 1500 jiwa terdiri dari 220 balita, 100 lansia, 6 ibu hamil, 100 ibu menyusui. Asal pengungsi dari RW 27 Bojongsoang dan Warga terdampak.

Di Masjid Nurul Huda ada 46 KK atau 178 jiwa terdiri dari 21 balita, 10 lansia, 21 ibu menyusui. Asal pengungsi dari RW 01 dan 02 Kelurahan Andir.

"Kendala yang dihadapi, masih ada beberapa titik pengungsian yang belum terdata karena akses menuju lokasi pengungsian terhambat," ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan saat ini, proses evakuasi masih berlangsung hingga sekarang. Beberapa titik yang tadinya tergenang sudah mulai surut. Dapur umum di Posko Induk sudah mulai aktif dan mendistribusikan bantuan makanan. Sebagian warga sudah beraktivitas kembali. Assessment terhadap jumlah pengungsi maupun tinggi muka air masih terus dilakukan.

BNPB meluncurkan drone (pesawat tanpa awak) untuk memetakan lokasi genangan dan melakukan analisis. BNPB juga memberikan bantuan dana siap pakai dan bantuan logistik kepada BPBD.

Langkah penanganan yang dilaksanakan pada Selasa (15/3) pagi, memperkuat managemen Dapur Umum sehingga kebutuhan pengungsi dapat terlayani dengan baik dan cepat. Improvisasi pendistribusian logistik sehingga pengungsi mendapatkan supply makanan tepat waktu.

Kabid Darurat dan Logistik BPBD melakukan rapat evaluasi dengan hasil peran relawan dapur umum ditingkatkan, pembuatan spanduk tanggap darurat, dan sinkronisasi pekerjaan dalam organisasi, tukas Sutopo.