BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi Hingga Februari 2016

:


Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 29 Januari 2016 | 10:24 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 359


Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kamis (28/1), mengungkapkan potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Indonesia, terutama bagian timur hingga akhir Januari 2016.

BMKG menjelaskan, hal tersebut diakibatkan daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Lampung, serta konvergensi di Laut Jawa bagian selatan, dan Papua bagian tengah yang meningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah sekitarnya.

Tidak hanya itu, terjadi perlambatan kecepatan angin di Selat Makassar, Jawa bagian barat dan timur, Papua Barat, serta kelembaban udara yang tinggi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini mendukung proses pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

BMKG menjabarkan, adapun wilayah yang berpeluang hujan lebat hingga akhir Januari 2016 ini adalah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua bagian utara.

Sebelumnya, pada pertemuan BMKG dengan Kementerian Perhubungan (Kemhub) pada Rabu (27/1), BMKG telah menyampaikan adanya peluang cuaca ekstrim yang dapat mempengaruhi aktivitas lalulintas moda transportasi khususnya udara dan laut dalam beberapa waktu kedepan.

Disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus Subagyo Swarinoto, berdasarkan hasil pengamatan radar cuaca, musim hujan akan memasuki puncaknya pada akhir Januari dan Februari 2016; dan kemunculan La Nina yang berdampak meningkatnya curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian selatan Ekuator, serta potensi gelombang tinggi laut hingga lebih dari empat meter.

Selain itu, potensi hujan lebat yang akan terjadi hingga sepekan kedepan, dimana mayoritas mengarah ke wilayah timur Indonesia, meliputi Sumatera bagian utara dan selatan; Jawa; Jabodetabek; Bali; Nusa Tenggara Barat; Nusa Tenggara Timur; Sulawesi Tengah dan Selatan; Kalimantan Barat dan Selatan; Maluku bagian tengah; dan Papua bagian tengah.
Menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu tersebut, Kemenhub melalui Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, J.A Barata mengutarakan, telah mengambil langkah-langkah dalam mengantisipasi prediksi kondisi cuaca ekstrim di beberapa wilayah Indonesia.

Barata menjabarkan, terkait keselamatan lalulintas pelayaran (laut), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menerbitkan maklumat pelayaran setiap Senin yang berisikan perkiraan cuaca ekstrim di beberapa perairan Indonesia yang ditujukan kepada para kepala kesyahbandaran utama, kepala otoritas pelabuhan utama, kepala kantor pelabuhan Batam, kepala kantor KSOP dan UPP, kepala pangkalan PLP, serta kepala distrik navigasi yang diantaranya berisikan instruksi untuk melakukan pemantauan ulang kondisi cuaca setiap hari, menunda keberangkatan kapal bila cuaca membahayakan keselamatan pelayaran, dan instruksi pemeriksaan fisik bagi kapal yang akan berangkat agar tidak terjadi kelebihan muatan.

"Begitu pula dengan moda udara, dimana Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga memerintahkan untuk selalu melakukan pemantauan ulang kondisi cuaca baik sebelum, saat terbang, maupun setelah penerbangan selesai dijalankan. Kami juga telah menginstruksikan agar transportasi udara menyiapkan penanganan operasi ireguler pada bandara udara berupa penanganan penumpukan penumpang bila terjadi keterlambatan hingga penundaan terbang yang disebabkan faktor alam, internal, maupun faktor lainnya," tambah Barata.