BRIN Lakukan Riset dan Upaya Konservasi Cegah Kepunahan Anggrek Langka

: Tumbuhan anggrek Dendrobium capra J.J. Smith yang terancam punah/Foto: Humas BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 28 Maret 2024 | 11:46 WIB - Redaktur: Untung S - 161


Jakarta, InfoPublik – Bunga anggrek adalah jenis tumbuhan yang terancam punah akibat habitatnya yang rusak, berdasarkan evaluasi IUCN Redlist, salah satu anggrek langka yakni Dendrobium capra J.J. Smith telah ditetapkan sebagai spesies dengan status terancam punah (Endangered).

Untuk mencegah kepunahan D. capra, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan penelitian dan perbanyakan tumbuhan sebagai upaya konservasi ex situ yang komprehensif.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Destario Metusala, menyampaikan, bahwa spesies D. capra memiliki bentuk kehidupan epifit yang beradaptasi dengan habitat kering di dataran rendah seperti perkebunan jati. Banyaknya pemanenan kayu pohon jati secara berkala, membuat spesies D. capra  sangat terancam oleh kerusakan habitat alaminya..

BRIN melalui peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Trimanto, akan mengjaki riset terkait populasi D.capra di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sugihan, Sukun, Dodol pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gondang, yang merupakan perkebunan jati Perhutani di Bojonegoro Jawa Timur. 

Kajian tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana populasi D. Capra pada habitat alaminya yakni perkebunan jati dengan pohon jati sebagi tumbuhan inangnya. Hasil dari kajian itu nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam mengelola dan melestarikan spesies tumbuhan langka seperti anggrek D. capra. Penelitian dilakukan dengan mensurvei populasi dan pengumpulan material tumbuhan serta analisa data dan ekologi, hal itu akan digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan penilaian status konservasi D. Capra.

D.capra hanya tumbuh di pohon jati saja dan tidak tumbuh pada pohon lain yang terdapat di sekitar pohon jati. Dari hasil survey populasi ditemukan 215 individu D. Capra pada perkebunan jati Perhutani di Bojonegoro Jawa Timur. Jumlah tersebut sedikit lebih kecil dari yang dilaporkan sejumlah 248 individu pada studi observasi sebelumnya yakni tahun 2008 oleh Yulia & Rusaeni. Hal tersebut mungkin terjadi karena pohon jati yang usianya sudah tua dan menjadi tempat hidup D. capra mengalami penebangan,” ujar Trimanto sebagaimana keterangan tertulis yang InfoPublik dapatkan pada Kamis (28/3/2024).

Berdasarkan Informasi yang InfoPublik dapatkan, Kajian populasi yang telah dilakukan oleh Trimanto dan tim selanjutnya akan dilakukan penilaian status konservasi terhadap D. Capra, melalui analisis GeoCAT dapat disimpulkan bahwa D. capra berada di nilai kategori terancam punah hingga kritis (Critically Endangered). Ia menjelaskan bahwa kepunahan anggrek D. capra ini, selain disebabkan oleh penebangan pohon jati sebagai tempat hidup anggrek, juga disebabkan oleh adanya eksploitasi anggrek ini sebagai anggrek komersial yang diperjualbelikan tanpa dibarengi dengan upaya budidaya dan konservasi yang baik.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Melisnawati H. Angio, memberikan kesimpulan bawah anggrek D. capra hanya tersebar di Jawa Timur yang jaungkauannya terbatas. Pelestarian D. capra dari kepunahan alami harus dicegah dengan melalukan program konservasi secara komprehensif. 

”Sebagai bagian dari program konservasi anggrek terancam punah dataran rendah Pulau Jawa, tanaman ini telah dikumpulkan sebagai koleksi ex-situ di Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Purwodadi BRIN. Anggrek diaklimatisasi di rumah kaca, setelah aklimatisasi berhasil, tanaman dapat tumbuh dengan baik ketika dipindah pada media arang atau media lempengan kayu,” ujar Melisnawati.

Informasi berkaitan upaya BRIN untuk mencegah kepunahan tumbuhan anggrek D. capra lebih jelasnya dapat mengunjungi laman https://www.brin.go.id/, atau  melalui publikasi hasil penelitian berjudul "Study of population and conservation of Dendrobium capra J.J. Smith, an endangered and endemic orchid from Java Island, Indonesia" dapat diakses pada https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1617138123001474.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 23 April 2024 | 11:18 WIB
BRIN Siap Pacu Kinerja Riset dan Inovasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Budi Daya Ekosistem Gambut
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 19 April 2024 | 20:13 WIB
BRIN Alihkan Akses Jalan di KST Serpong untuk Tingkatkan Keamanan Objek Vital Nasional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 19 April 2024 | 14:57 WIB
Kolaborasi BRIN-PT Nestle Indonesia, Siap Implementasikan Riset Pertanian Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 19 April 2024 | 14:56 WIB
Bunga Bangkai Mekar di Cibodas, Tingginya Capai Tiga Meter
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 16 April 2024 | 22:12 WIB
BRIN Kembangkan Nanopartikel Bahan Lokal untuk Terapi Kanker Paru
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 5 April 2024 | 15:40 WIB
Lindungi Lingkungan, BRIN Dorong Penerapan Nilai-Nilai Spiritual
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 4 April 2024 | 21:52 WIB
BRIN Gandeng UNU Yogyakarta Kembangkan Riset Produk Halal