Lima Hal Ini Jadi Fokus Penanganan Penyakit Arbovirus

: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan sambutan pada International Arbovirus Summit Indonesia 2024/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Selasa, 23 April 2024 | 20:49 WIB - Redaktur: Untung S - 110


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan setidaknya ada lima hal yang menjadi fokus dalam menangani penyakit infeksi yang ditularkan serangga seperti penyakit-penyakit arbovirus.

Penyakit arbovirus atau penyakit yang ditularkan melalui perantara serangga seperti nyamuk. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan pada International Arbovirus Summit Indonesia 2024 digelar di Bali Senin (22/4/2024).

"Pertama, mengajari, mengedukasi, dan melatih masyarakat untuk mencegah penyakit infeksi. Kedua, mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit,” ujar Menkes Budi seperti yang dikutip InfoPublik Selasa (23/4/2024).

Ketiga, memiliki surveilans atau pengawasan yang kuat. Kempat, melakukan penelitian dan pengembangan vaksin. Kelima, upaya terapeutik atau hal-hal yang berkaitan dengan perawatan terhadap penderita penyakit arbovirus.

Mengenai upaya edukasi, Menkes Budi menyinggung tentang pentingnya peran media sosial. Menkes menyatakan, media sosial memiliki peranan penting dalam mempromosikan kesehatan masyarakat.

Menurutnya, jika pemangku kepentingan kesehatan tidak memiliki media sosial yang kuat maka berbagai isu kesehatan yang menyesatkan yang tersebar di media sosial akan mudah dipercaya masyarakat.

“Oleh karena itu strategi media sosial yang kuat dalam mengedukasi dan mempromosikan kesehatan menjadi tanggung jawab semua Menteri Kesehatan dunia,” kata Menkes Budi.

Untuk upaya mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit, Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya tersebut dengan cara menyebarkan nyamuk ber-wolbachia untuk menurunkan replikasi virus dengue di tubuh nyamuk.

Menkes Budi juga menegaskan bahwa program nyamuk ber-wolbachia yang dilaksanakan di Yogyakarta telah menurunkan prevalensi kasus DBD di Yogyakarta saat kasus DBD di provinsi lain meningkat.

“Jadi, saat sekarang insiden dengue meningkat di banyak kota, hal tersebut tidak terjadi di Yogyakarta. karena Yogyakarta telah mengimplementasikan Wolbachia,” ujar Menkes Budi.

International Arbovirus Summit Indonesia 2024 merupakan implementasi kolaborasi internasional dalam membantu negara-negara meningkatkan kesiapan, pencegahan, dan penanganan Arbovirus.

Menkes Brasil Nisia Trindade Lima menyatakan International Arbovirus Summit Indonesia 2024 ini merupakan momen berbagi antar-negara untuk memperluas akses teknologi terhadap penanggulangan penyakit arbovirus, khususnya demam berdarah.

Lanjutnya, kerja sama antara Brasil dan Indonesia ini merupakan wujud persahabatan kedua negara yang mendasar dalam berbagi peran dan manfaat di bidang pengendalian vektor.

“Saya berharap semua orang produktif dan berdialog sehingga memungkinkan negara kita mencapai kemajuan dalam pengendalian arbovirus,” kata Menkes Brasil Nisia Trindade berpesan kepada peserta pertemuan.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan WHO mendirikan inisiatif Global Arbovirus untuk mendukung negara-negara memperkuat persiapan, pencegahan, dan pengendalian arbovirus.

“Kita perlu bekerja sama untuk menggabungkan upaya-upaya terpadu dan mengutamakan agenda riset publik terkait Arbovirus. Kemitraan ini esensial bagi kita dalam upaya bersama melindungi dunia dari penyakit ini dan mengatasi penderitaan yang ditimbulkannya,” kata Tedros.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 22:40 WIB
Menko PMK: SMK Harus Reorientasi Jurusan
  • Oleh Putri
  • Selasa, 30 April 2024 | 18:57 WIB
Kemenkes: Waspada Email Pishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
  • Oleh Putri
  • Selasa, 30 April 2024 | 18:56 WIB
Kemenkes Bersama UNDP dan WHO Luncurkan GCF