Erosi Sungai Krueng Mengkhawatirkan, Sebagian Rumah Terancam Amblas

: Erosi Sungai Krueng Kecamatan Samadua, Gampong Air Sialang Hilir, sejak sepekan terakhir semakin mengkhawatirkan, sehingga sejumlah rumah warga yang berada di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) itu terancam banjir di musim hujan mendatang.


Oleh MC PROV ACEH, Selasa, 7 Mei 2024 | 21:03 WIB - Redaktur: Juli - 70


Tapaktuan, InfoPublik - Erosi Sungai Krueng Kecamatan Samadua, Gampong Air Sialang Hilir, sejak sepekan terakhir semakin mengkhawatirkan, sehingga sejumlah rumah warga yang berada di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) itu terancam banjir saat musim hujan mendatang.

Mardi, salah seorang warga Air Sialang Hilir, Kecamatan Samadua, yang rumahnya persis didekat pinggiran aliran sungai (DAS), Selasa (7/5/2024), mengatakan, erosi sungai di desanya itu mulai mengganas sejak beberapa bulan ini, dan kini sudah meluas hingga mendekati sejumlah rumah masyarakat yang berada di sepanjang sungai.

“Erosi sungai ini semakin hari semakin meluas. Kalau kita perkirakan hanya tinggal 6 meter lagi dengan rumah kami. Jadi, bila tidak segera diantisipasi, maka rumah kami yang berada dekat dengan sungai ini akan amblas,” katanya.

Ia mengaku, proses antisipasi dampak erosi, dan bencana banjir yang meluap dari sungai krueng Samadua sebelumnya telah beberapa melayangkan permohonan pengamanan untuk pembangunan batu gajah kepada Pemerintah Daerah sampai ditanggulangi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat dengan cara memasangkan batu gajah (batu besar), dan juga ke Dinas Pengairan Provinsi Aceh, tetapi belum seutuhnya bisa sampai saat ini.

Lanjutnya, erosi ini terjadi karena volume pembangunan batu gajah belum mencukupi, sehingga ketika hujan deras melanda air sungai meluap kepermukaan, dan naik ke rumah-rumah warga lantaran sebahagian dinding sungai belum memiliki batu penahan erosi.

Sementara itu, di tempat terpisah peneliti Pusat Kajian Analisis Transaksi (PuKAT) Aceh Adi Irwan menanggapi keluhan masyarakat air Sialang hilir samadua mengatakan hal itu sudah pernah disampaikan oleh masyarakat kepadanya.

“Benar itu sangat mengkhawatirkan mengingat aliran sungai itu sudah memakan bantaran sungai dan sewaktu-waktu bisa saja terjadi bencana bandang dan bisa menyapu rumah warga yang berada di pinggiran sungai itu,” katanya.

Terkait itu, dia meminta kepada Satker Pengairan Aceh wilayah 3 untuk turun ke lokasi untuk melakukan antisipasi bencana yang tidak tahu kapan akan terjadi.

“Kita berharap keluhan masyarakat ini bisa direspon secepatnya oleh pihak Pemerintah Aceh ataupun Pemerintah Daerah,” ujarnya. (mc 04)