Buntut Ditutupnya TPA Piyungan, Warga Sleman Dilatih Mengolah Sampahnya Sendiri

: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar sosialisasi pengelolaan sampah mandiri bagi warga Wonosari, Bangunkerto, Selasa 7 Mei 2024.


Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 9 Mei 2024 | 13:19 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 105


Sleman, InfoPublik - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar sosialisasi pengelolaan sampah mandiri bagi warga Wonosari, Bangunkerto, Selasa 7 Mei 2024. Kepala Bidang Pengendalian, Perencanaan dan Kerusakan DLHK DIY Ninik Sri Andayani menuturkan warga dipersiapkan untuk mengelola sampahnya sendiri menyusul ditutupnya TPA Piyungan pada April lalu.

“Sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah maka masyarakat juga harus berperan ikut serta mengelola sampah secara mandiri,” ujar Ninik di pendopo warga Wonosari Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

Ia menambahkan dengan ditutupnya  TPA Piyuangan maka pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab pemerintah kabuten masing-masing sebagai bentuk desentralisasi pengelolaan sampah DIY. TPA Piyungan menjadi tempat pembuangan sampah akhir bagi warga Kabupaten Sleman, Bantul dan Kotamadya.

Menurut Ninik, masyarakat bisa turut berperan dengan mengelola sampah dari sumbernya. Bisa juga dengan skema kelompok baik dengan bank sampah, sodakoh sampah ataupun TPS 3R. "Pengelolaan sampah bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai warisan anak cucu,” jelas Ninik.

Kepala Seksi Persampahan DLH Sleman, Mohammad Yidin menyampaikan Kabupaten Sleman sebenarnya sudah siap mengelola sampah mandiri dengan sudah beroperasinya tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Tamanmartani dan tengah dibangunannya TPST Minggir.

Namun diakuinya, dua TPST tersebut belum bisa mengelola dengan maksimal sampah Sleman yang mencapai 330 ton per harinya. Sehingga diharapkan masyarakat mengambil peran dengan pengelolaan sampah mandiri di lingkungan keluarga atau kelompok. “DLH Sleman akan mensuport kegiatan masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah,” tukas Yidin.

Anggota DPRD DIY Widi Sutikno, dari Komisi C mendukung agar setiap kabupaten di DIY dapat mengelola sampah sendiri. Menurut Widi sampah seolah seperti hal yang sepele. Namun, jika tidak terkelola akan menjadi masalah. Sebaliknya bila dikelola dengan baik bisa menghasilkan ekonomi yang menjanjikan. “Mulai bergerak mengelola sampah dari yang paling kecil diri sendiri, keluarga dan masyarakat,” ajaknya.

Kusnadi, Ketua Forum lingkungan Hidup (FLH) Kapanewon  Berbah menyampaikan untuk pengolahan sampah-sampah anorganik terutama plastik seperti plastik kresek, bungkus kopi,  bungkus  snack,  styrofoam, pempers dijual ke pengepul meski dengan harga yang tidak tinggi.

Sementara terhadap sampah organik, Kusnadi yang juga aktif dalam  Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Sehati Kabupaten Sleman mengenalkan beberapa metode pengelolaan yaitu dengan jugangan, biopori, komposer, losida dan eco enzyme.  (Kusnadi/KIM Berbah)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 12:15 WIB
Melihat Peluang Usaha Pengolahan Jamu di Sleman
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 12:11 WIB
Dilantik, 85 Anggota PPK Sleman Diharap Ikut Wujudkan Pilkada Sehat
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 10:56 WIB
Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Sleman Selenggarakan Job Fair
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 12:25 WIB
HUT ke-108, Momentum Sleman Teruskan Pembangunan
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Jumat, 17 Mei 2024 | 17:09 WIB
Jembatani Tenaga Kerja, Sekolah Vokasi UGM Kembali Gelar Career Days