Ini Pentingnya Pemimpin Dunia Hadir di World Water Forum ke-10

: Kick Off Meeting World Water Forum 10 Bali/ Foto: Galeri InfoPublik


Oleh Farizzy Adhy Rachman, Sabtu, 20 April 2024 | 17:22 WIB - Redaktur: Untung S - 262


Jakarta, InfoPublik – Keberhasilan Indonesia dalam mendorong tata kelola air melalui pendekatan budaya lokal diyakini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemimpin dan delegasi dunia, untuk menghadiri World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. 

“Misalnya sistem Subak di Bali yang sudah diakui oleh UNESCO dalam tata kelola irigasi melalui local wisdom, atau Danau Bratan yang juga ada di Bali. Yang sudah sering kita saksikan Taman Hutan Rakyat (TAHURA) yang memperlihatkan betapa pentingnya mangrove dalam mendukung pengelolaan air. Ini semua contoh baik yang bisa langsung disaksikan oleh para pemimpin dan delegasi dunia,” ujar Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik pada Sabtu (20/4/2024).

Endra mengatakan bahwa dalam pertemuan itu, akan dihadiri oleh beberapa kepala negara dan mantan kepala negara seperti mantan Presiden Chile, mantan Presiden Hungaria, mantan Presiden Malawi, mantan Presiden Kosta Rika, mantan Presiden Sri Lanka, mantan Presiden Slovenia, mantan Perdana Menteri (PM) Belgia, mantan PM Korea, mantan PM Bhutan dan para pemimpin dunia lain.

“Mereka bukan sembarang orang. Ini menunjukkan pentingnya pertemuan. Kami pun hingga saat ini bersama dengan Kementerian Luar Negeri terus melakukan usaha untuk memastikan pemimpin dunia sebanyak-banyaknya hadir,” ujar Endra.

Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 itu mengusung tema besar “Water for Shared Prosperity” dengan para pemimpin dunia akan mengangkat dan membahas isu air sekaligus mencari solusi bersama persoalan tata Kelola air. Forum ini akan menghasilkan Ministerial Declaration (MD) sebagai output utama yang disertai dengan concrete deliverables (projects, initiatives, joint actions). Forum itu terdiri dari tiga proses utama yaitu proses politik, proses regional, dan proses tematik.

Indonesia sendiri akan membawa empat usulan di Ministerial Declaration (MD), yaitu pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands. dan penetapan World Lake Day (WLD). Di samping itu juga akan mencantumkan dalam MD Compendium of Concrete Deliverables and Actions (Compendium) sebagai inisiatif untuk tindak lanjut konkrit dari World Water Forum ke 10.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 16:03 WIB
Bendungan Tiu di NTB Mampu Tampung 60,8 Juta Meter Kubik Air
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 13:56 WIB
Presiden Resmikan 5 Ruas Inpres Jalan Daerah Sepanjang 40,6 km di NTB
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 2 Mei 2024 | 10:17 WIB
Sudah 81 Persen, Bendungan Meninting di NTB Ditargetkan Selesai Agustus 2024
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 06:48 WIB
Menteri PUPR Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Mengelola Air
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 30 April 2024 | 15:48 WIB
PUPR Tuntaskan Penataan Kawasan Agrowisata Tamansuruh Banyuwangi
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 28 April 2024 | 17:12 WIB
Menanti Peran Pemuda di World Water Forum ke-10
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 27 April 2024 | 20:45 WIB
Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum ke-10