Galanggang Arang 2024, Dorong Partisipasi Generasi Muda Merawat Warisan Dunia

: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah di Sumatera Barat kembali menyelenggarakan Galanggang Arang 2024 dengan menghadirkan semangat baru untuk terlibat dalam merawat dan menghidupkan nilai budaya dari Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Sumatera Barat. (Foto: Dok Kemendikbudristek)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 6 Mei 2024 | 16:02 WIB - Redaktur: Untung S - 151


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah di Sumatra Barat (Sumbar) kembali menyelenggarakan Galanggang Arang 2024 dengan menghadirkan semangat baru untuk terlibat dalam merawat dan menghidupkan nilai budaya dari Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Sumbar.

Dengan partisipasi yang lebih besar dari masyarakat setempat dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait, Galanggang Arang tahun ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi, mengungkapkan Galanggang Arang 2024 tidak hanya menjadi ajang perayaan, namun juga merupakan upaya konkret dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Sumatera Barat, dalam merawat dan memahami nilai-nilai warisan budaya mereka.

“Melalui tema Anak Nagari Merawat Warisan Dunia, kegiatan ini membawa pesan kuat tentang pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam merawat dan memperkokoh warisan budaya kita.” ungkap Irini, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (6/5/2024).

Galanggang Arang 2024 mengangkat konsep kuratorial yang terhubung erat dengan sejarah pembangunan industri tambang batu bara di Sumbar, yang dimulai sejak akhir abad ke-19 oleh kolonial Belanda.

Dampak dari pembangunan tambang batu bara di Sawahlunto tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi, namun juga berdampak luas terhadap perkembangan infrastruktur dan sosial masyarakat Sumbar. Dukungan dari UNESCO dengan ditetapkannya Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) pada 2019 memberikan legitimasi atas pentingnya melestarikan dan merawat warisan ini sebagai bagian dari peradaban manusia.

Pembukaan Galanggang Arang 2024, yang dilaksanakan di bawah jembatan Siti Nurbaya, Kota Padang, menjadi momen penting untuk merayakan dan memperkuat komitmen bersama dalam merawat warisan dunia. Kawasan ini memiliki nilai historis yang kuat sebagai pintu masuk dan keluar barang dan manusia, pusat perdagangan, serta pusat aktivitas dan interaksi multikultur, yang semuanya berkontribusi dalam dinamika sosial, ekonomi, dan budaya di Sumbar.

Rangkaian Galanggang Arang 2024 akan dilakukan di beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Barat. Beberapa bentuk kegiatan utama yang akan dilaksanakan ialah pemetaan dan kajian WTBOS, alih wahana karya terkait WTBOS, dialog dan lokakarya pewarisan budaya, penciptaan karya seni, pengumpulan narasi kolektif objek pemajuan kebudayaan sebagai modul bahan pengayaan hingga kajian akademik Badan Pengelola.

Dengan dukungan yang terus-menerus dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga dan mengembangkan ekosistem warisan tambang batu bara ini. Melalui keterlibatan aktif dan kolaboratif dari semua pihak, diharapkan bahwa Galanggang Arang 2024 akan menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga keberlangsungan warisan budaya yang berharga ini bagi generasi mendatang.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC Kota Payakumbuh
  • Minggu, 19 Mei 2024 | 08:59 WIB
Jelang Idul Adha, Pemko dan PHBI Payakumbuh Sepakati Hal Ini!
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:04 WIB
Tanggap Bencana, UNAND Kirim Empat Tim Dokter