BSN Siap Dukung Upaya Industri Penerbangan Berkelanjutan dengan Sertifikasi SAF

: Diskusi Nasional “Penyusunan Peta Jalan Nasional Pengembangan SAF di Indonesia” membahas mengenai Sertifikasi SAF (SAFc) kedepannya yang diselengarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) pada Jumat (26/4/24)  di Hotel JS Luwansa Jakarta/ foto: BSN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 7 Mei 2024 | 09:44 WIB - Redaktur: Untung S - 148


Jakarta, InfoPublik – Badan Standarisasi siap untuk mendukung adanya upaya industri terkait penerbangan yang berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Sertifikasi Indonesia tersebut diproyeksikan akan menjadi pasar aviasi terbesar di dunia pada 2037 mendatang. Mempertimbangkan hal tersebut, maka diperlukan komitmen Indonesia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Hak itu dilakukan di tengah upaya menuju industri penerbangan berkelanjutan, penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) muncul sebagai langkah kunci yang telah diidentifikasi oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

Dikutip dari keterangan tertulis www.bsn.go.id, Senin (6/5/2024), Deputi Bidang Pengembangan Standar Badan Standardisasi Nasional (BSN), Hendro Kusumo menyampaikan penjelasannya saat menjadi narasumber pada Diskusi Nasional “Penyusunan Peta Jalan Nasional Pengembangan SAF di Indonesia” membahas mengenai Sertifikasi SAF (SAFc) kedepannya yang diselengarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) pada Jumat (26/4/24)  di Hotel JS Luwansa Jakarta.

Hendro menyampaikan bahwa untuk mengaktifkan sertifikasi keberlanjutan di Indonesia, sebuah mekanisme sertifikasi perlu dibentuk. Langkah kebijakan pertama akan berkonsentrasi pada pembentukan mekanisme ini dengan menunjuk Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk SAFc. Penunjukan KAN tersebut nantinya akan memberdayakan lembaga sertifikasi lokal untuk menawarkan layanan sertifikasi SAFc. Inisiatif ini akan menjadi dasar untuk memastikan keberlanjutan dan standar kualitas SAF di Indonesia.

“Kalau nanti disepakati bahwa jalurnya melalui akreditasi oleh KAN, maka nanti BSN akan mengembangkan skema (sertifkasi) kemudian bagaimana caranya skema yang dikembangkan oleh KAN bisa diterima saling pengakuan di internasional,” ujar Hendro.

Ia juga memberikan beberapa masukan untuk zero draft dokumen peta jalan tersebut. Harapannya, kegiatan diskusi ini dapat memperkaya dan memperbaiki dokumen peta jalan yang sedang disusun.

Diskusi Nasional itu diselenggarakan sebagai langkah konkret pemerintah dalam mendukung Net Zero Aviation pada khususnya dan Sustainable Development Goals (SDGs) pada umumnya.

Diskusi tersebut terdiri dari tiga sesi, yaitu: Sesi I High-Level Meeting Kebijakan Nasional Pengembangan SAF di Indonesia; Sesi II Diskusi Peta Jalan Pengembangan SAF dari Sisi Permintaan (Demand); Sesi III Diskusi Peta Jalan Pengembangan SAF dari Sisi Pemasokan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 7 Mei 2024 | 09:45 WIB
BSN Siap Dukung Pengembangan Standar Critical and Emerging Technology
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 30 April 2024 | 20:49 WIB
BSN Luncurkan CRM untuk Keamanan Pangan dan Lingkungan di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 25 April 2024 | 16:17 WIB
BSN Siap Dukung Implementasi SPBE lewat Layanan Akreditasi
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 19 April 2024 | 16:31 WIB
Pertama di Indonesia, CV TSM Raih SPPT SNI Produk Kaus Kaki
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 1 April 2024 | 12:17 WIB
Indonesia Ikuti Sidang ISO Usulkan Metode Pengujian 1,4 Dioksan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 26 Maret 2024 | 17:17 WIB
BSN Siap Gencarkan Standardisasi Nasional bagi Generasi Muda
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 26 Maret 2024 | 16:04 WIB
HUT BSN ke-27, Optimistis Tingkatkan Standardisasi Ekonomi Indonesia