Memilih Air Minum Dalam Kemasan Harus Tepat

: Foto: Istimewa


Oleh Isma, Rabu, 8 Mei 2024 | 20:36 WIB - Redaktur: Untung S - 367


Jakarta, InfoPublik - Studi terbaru UNICEF mengungkap banyaknya sumber air minum di Indonesia yang tercemar. Karenanya, masyarakat harus pintar dalam memilih air minum untuk dikonsumsi.

Berdasarkan studi UNICEF, hampir 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia dalam sebuah studi baru tercemar limbah tinja dan turut menyebabkan penyebaran penyakit diare, yang merupakan penyebab utama kematian balita.

UNICEF menyerukan kepada rumah-rumah tangga Indonesia untuk memasang, memeriksa, atau mengganti tangki septiknya serta rutin menguras tangki minimal satu kali setiap tiga hingga lima tahun.

“Sanitasi yang aman bisa mengubah kehidupan anak-anak dan membuka kesempatan untuk mereka mewujudkan potensi dirinya,” ujar Perwakilan Sementara UNICEF Robert Gass, seperti dikutip dari laman UNICEF pada Rabu (8/5/2024).

Nadine Chandrawinata, serang Publik Figur, kerap mengikuti isu kesehatan yang terjadi salah satunya soal Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diduga mengandung bromat, hingga air di Indonesia yang sarat cemaran limbah.

Studi UNICEF tersebut diakui Nadine Chandrawinata sebagai momok masyarakat perkotaan saat ini.

"Apa yang ada di sosial media nggak selalu sejalan dengan aslinya," ujarnya dilansir dari laman Instagram @nadinelist baru-baru ini.

Ia menganggap apa yang terlihat (bersih) ternyata tidak seperti kenyataanya.

"Ini juga berlaku sama air minum yang kita konsumsi lho. Hati-hati sama air minum yang kita konsumsi. Karena air putih yang kita lihat jernih belum tentu terjamin kebersihan dan keamanannya untuk kita konsumsi apalagi untuk keluarga," katanya.

Karena itu, Nadine tak sembarangan memilih AMDK untuk keluarga. Ia mengatakan memilih AMDK yang terpercaya.

"Dari sumber terlindungi, benar-benar dari pegunungan, sumber dan prosesnya bikin terjaga kualitasnya, jelas aman dari kontaminasi," kata Nadine.