PPIH Harus Mampu Menyesuaikan Situasi Kondisi di Lapangan

: Ilustrasi Kemenkes/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Senin, 22 April 2024 | 17:04 WIB - Redaktur: Untung S - 87


Jakarta, InfoPublik - Sebanyak 252 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan menyelesaikan telah pelatihan sebagai salah satu persiapan pelayanan jemaah haji di tanah suci pada 2024.

Kegiatan pelatihan PPIH bidang kesehatan diselenggarakan dua tahap, yakni kelas daring pada 1-4 April 2024 dan kelas klasikal di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Jawa Barat pada 16-20 April 2024.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo yang diwakili Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji dr Muhamad Imran MKM berharap proses penyelenggaraan ibadah haji 2024 lebih baik dari tahun sebelumnya.

Melalui keterangan resminya Senin (22/4/2024) ia menambahkan materi pelatihan yang diperoleh, baik melalui daring maupun klasikal, merupakan bekal awal yang dapat dikembangkan oleh PPIH bidang kesehatan.

Pengembangan diperlukan karena pengalaman fasilitator yang diberikan selama pelatihan dapat berbeda dengan kondisi di lapangan saat musim haji tahun ini. Segala hal yang diniatkan di tanah air akan dibuktikan ketika para petugas sampai di Arab Saudi.

"Paling penting, apa yang diniatkan sejak mendaftar sampai mengikuti proses pembekalan di Asrama Haji Pondok Gede dan BBPK Ciloto akan diuji di Arab Saudi, apakah dalam memberikan pelayanan dilakukan secara profesional kepada jamaah haji,” kata Imran.

Ketua Tim Kerja Pelatihan Teknis Program Kesehatan BBPK Ciloto Ani Anisah dalam laporannya mengatakan peserta yang mengikuti pelatihan PPIH bidang kesehatan tahun 2024 sebanyak 253 orang yang terbagi dalam sembilan kelas.

Namun, satu peserta dari tim kuratif preventif dokter tidak dapat hadir pada kelas klasikal karena terkendala administrasi penugasan sehingga peserta yang menuntaskan kelas daring dan klasikal sebanyak 252 orang.

Kepala BBPK Ciloto Sjamsul Ariffin mengatakan PPIH harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan situasi kondisi yang ditemui di lapangan. Sebab, komunitas yang dilayani berbeda dibandingkan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.

"Sehingga tantangannya dapat berbeda. Kegiatan di sana penuh ketidakpastian, kemampuan untuk belajar, untuk learn, unlearn, dan relearn itu harus mulai diasah dari sekarang," kata Sjamsul.

Peserta yang mengikuti pelatihan PPIH merupakan para profesional yang mempunyai otoritas untuk melakukan tindakan sesuai dengan profesinya.

Ia berharap PPIH bidang kesehatan menggunakan otoritasnya saat di lapangan, dengan menyesuaikan pada kondisi perbekalan alat medis dan kondisi lingkungan.

Sjamsul menambahkan, penyesuaian kepada kedua kondisi itu akan membuat PPIH menjadi lebih rendah hati dalam melayani jemaah sebagai manusia seutuhnya, dan bukan sekadar melayani karena penugasan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Senin, 6 Mei 2024 | 17:25 WIB
Perekonomian Indonesia Tumbuh 5,11 Persen