Menko PMK Minta Sumbar Rancang Pencegahan Resiko Bencana

: Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan arahan pada acara Seminar Nasional dan Simulasi Bencana Komunitas Muhammadiyah Disaster Management Crisis (MDMC), di Universitas Muhammadiyah Sumbar/Foto: Kemenko PMK


Oleh Putri, Jumat, 26 April 2024 | 08:07 WIB - Redaktur: Untung S - 159


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Barat (Sumbar) perlu merancang pencegahan resiko bencana.

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan arahan pada acara Seminar Nasional dan Simulasi Bencana Komunitas Muhammadiyah Disaster Management Crisis (MDMC), di Universitas Muhammadiyah Sumbar, Kota Padang, Sumbar pada Kamis (25/4/2024).

Menurutnya, Provinsi Sumbar dengan kondisi geografisnya yang berada di ring of fire, sehingga sangat rentan terhadap megathrust yang menyebabkan Sumbar memiliki frekuensi bencana sangat tinggi.

"Sumbar ini provinsi paling rentan terhadap bencana ancaman alam. Maka tidak ada pilihan lain harus serius pemerintah provinsi, kabupaten, kota, untuk merancang pencegahan resiko bencana di Sumbar," kata Menko Muhadjir.

Lanjutnya, untuk mencegah resiko dan banyaknya korban bencana maka perlu langkah mitigasi bencana sejak dini. Bisa dimulai dengan memasukkan mitigasi kebencanaan ke dalam kurikulum sebagai intrakurikuler dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.

Ada mata pelajaran khusus bencana dan tidak perlu membahas bencana secara umum. Tapi, menurut Menko Muhadjir membahas bencana yang sering terjadi spesifik di daerah itu. Selain itu, sebagai langkah mitigasi bencana, maka perlu dilakukan simulasi bencana oleh pemerintah daerah.

Hal ini bisa dijadikan sebagai program pemerintah daerah yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang kemudian diterapkan di instansi-instansi, dan seluruh kalangan masyarakat.

Meskipun masyarakat Sumbar tinggal di daerah dengan potensi bencana yang besar, tetapi dengan simulasi yang dilakukan secara rutin dan menjadi habit, maka resiko bencana bisa ditekan. Sehingga, kerusakan akibat bencana lebih kecil, dan lebih banyak nyawa yang bisa terselamatkan.

"Jangan sampai karena tidak ada simulasi, karena sudah 20 tahun tidak bencana, tiba-tiba ada bencana. Nah itu yang membuat banyak korban, banyak kerusakan yang tidak bisa dihindari akibat dari masyarakat yang terlena sudah lupa bahwa dia di atas retakan tanah yang berbahaya karena tidak ada simulasi," kata Menko Muhadjir.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 22:40 WIB
Menko PMK: SMK Harus Reorientasi Jurusan